Konsumsi Makanan Kolesterol Tinggi Membuat Osteoporosis


Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang terjadi secara terus menerus. Kondisi ini bisa terjadi baik pada pria maupun wanita. Namun, wanita Asia diketahui berisiko lebih tinggi. Risiko ini terutama meningkat pada wanita lanjut usia dan pascamenopause. Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan pria karena penurunan estrogen saat menopause secara langsung mempengaruhi kepadatan tulang.

Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi secara alami sebagai akibat dari proses penuaan. Namun, ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat sepenuhnya menghindari risiko ini. Osteoporosis dapat dicegah dengan mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kolesterol. Mengapa demikian?

Hubungan antara makanan dengan kandungan kolesterol tinggi dengan osteoporosis

Tulang adalah jaringan hidup yang terus-menerus dipecah dan diganti. Bagian dalam tulang biasanya memiliki banyak ruang kecil yang menyerupai sarang lebah.

Osteoporosis terjadi ketika proses pembentukan tulang baru lebih lambat daripada proses penghancurannya. Nah, keropos tulang akan membuat ruangan ini lebih besar. Ini bisa membuat tulang Anda lemah.

Menghambat Regenerasi Tulang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet kaya kolesterol jangka panjang bisa membuat regenerasi tulang terhambat proliferasi osteoblas (sel pembentuk tulang utama) sejak menopause. Hal ini menyebabkan penurunan kepadatan mineral tulang, yang pada gilirannya mempercepat pengeroposan tulang setelah menopause.

Membuat daya tahan tubuh melemah

Hal ini dapat menyebabkan penyumbatan yang mengganggu sirkulasi darah ke dan dari jantung Anda. Akibatnya, tidak hanya meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung dan stroke yang melemahkan tubuh.

Ini karena darah membawa oksigen, nutrisi dan hormon ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Karena itu, sirkulasi darah yang buruk akan membuat Anda merasa lemas dan lebih cepat lelah. Berkurangnya sirkulasi darah akibat kolesterol tinggi juga dikaitkan dengan berkurangnya kekebalan tubuh.

Aliran darah yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan, karena darah harus menggerakkan sel-sel kekebalan dengan lancar ke seluruh tubuh untuk melawan patogen asing.

Jadi ketika tubuh merasa lelah terus-menerus dan tanpa energi, wajar jika kita jarang bergerak untuk “menghemat” energi yang tersisa. Namun jika kita terus membiasakan diri untuk tidak aktif, tulang justru bisa melemah seiring berjalannya waktu.