Ketika orang tua melihat bahwa anak-anak bisa begitu cepat, apakah mereka terkadang bertanya-tanya apakah ini salah satu kualitas kejeniusan seorang anak? Hal ini tentunya tidak mudah untuk disimpulkan, karena anak yang cerdas pasti memiliki keunikan tersendiri. Namun, untuk orang yang terlatih cukup mudah untuk mengidentifikasi anak-anak berbakat. Mengidentifikasi karakteristik anak-anak yang sangat cerdas dapat disimpulkan dari fungsi kognitif, sosial dan emosional mereka yang unik.
Ciri-ciri anak jenius
Untuk anak-anak yang sudah bersekolah, biasanya ada serangkaian tes untuk melihat apakah anak tersebut memenuhi ciri-ciri kejeniusan masa kanak-kanak. Namun, akan lebih sulit bagi anak-anak yang lebih muda.
Sedangkan orang tua dapat melihat ciri-ciri anak berbakat sebagai berikut:
Ciri-ciri kognitif
Secara umum, skor IQ merupakan indikator terpenting untuk mengidentifikasi anak berbakat. Anak tipe ini memiliki skor IQ yang lebih tinggi dari teman-temannya. IQ tinggi ini terlihat melalui perkembangan bahasa yang pesat, pemikiran abstrak dan daya ingat yang luar biasa.
Sifat Sosial dan Emosional
Terkadang ada kesalahpahaman bahwa anak berbakat rentan terhadap masalah sosial dan emosional. Misalnya, mereka cenderung tertutup, mudah tidak setuju, atau mudah gugup. Seringkali ada label yang cenderung negatif.
Sebenarnya semua itu salah. Secara umum, anak jenius menonjol karena tertarik pada isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan keadilan. Mereka juga bisa menjadi perfeksionis karena mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.
Adalah penting bahwa orang tua tidak memberi anak-anak jenius label sosial dan emosional yang negatif. Anggapan yang tidak berdasar ini justru dapat menghambat perkembangan aspek sosial mereka.
Fitur Anak Cemerlang Lainnya
Selain aspek kognitif, sosial, dan emosional, anak berbakat juga mungkin tertarik pada majalah atau buku yang idealnya dibaca oleh anak yang lebih besar. Perilaku mereka memungkinkan anak-anak cerdas menjadi skeptis dan kritis pada saat yang bersamaan.
Secara mental mereka bisa cerdas dan memiliki ide yang berbeda. Tetapi ada kalanya reaksi mereka lebih emosional daripada rekan-rekan mereka. Hal ini merupakan indikasi berkembangnya kemandirian antara aspek intelektual, fisik dan emosional.
Kapan harus menguji?
Cara paling ideal untuk mengetahui apakah seorang anak pintar atau hanya di atas rata-rata pintar adalah dengan tes. Usia optimal untuk melakukan ini adalah antara 5-8 tahun. Hal ini dikarenakan nilai IQ seringkali tidak stabil hingga anak berusia 4 atau 6 tahun.
Misalnya, mengikuti tes terlalu dini ketika seorang anak berusia 2 tahun dapat memberikan hasil yang berbeda dari tes IQ ketika ia masih di sekolah dasar. Terkadang anak yang cerdas atau anak yang berbakat tidak menunjukkan kualitas khusus. Apalagi jika anak mengalami kesulitan belajar atau jika prestasinya kurang baik.
Satu-satunya cara untuk mengukur apakah seorang anak itu jenius atau tidak adalah dengan mengukur IQ secara langsung oleh seorang ahli.